Pada bulan Maret 2020 muncullah penyakit yang dianggap aneh dan ajib karena tidak pernah disebut-sebut dalam sejarah. Penyakit ini adalah corona atau covid-19. Sungguh sangan menjadi perhatian dunia karena penyakit ini muncul di Negara China dan Italia dan dalam waktu satu pekan sudah menjangkiti seluruh nehara-negara di dunia ini. Amerika Serikat yang dianggap Negara adikuasa, Negara maju, Negara hebat namun tadak mampu menepis penularan penyakit ini. Negara yang pertama menemukan obatnya adalah Korea selatan sehingga Negara besar seperti Amerika harus berlutut kepada korea selatan agar permintaan obatnya terpenuhi.
Kebijakan pemerintah setiap negarapun berbeda-beda dalam mengantisipasi penyebaran virus covid-19. India menerapkan aturan dengan menjaga ketat penduduknya agar tidak melakukan aktivitas di luar rumah, bahkan mereka memukuli penduduknya yang datang ke masjid beribadah, apalagi aktivitas yang lain. Lain halnya dengan Tiongkok, mereka melarang penduduknya melakukan aktivitas di luar rumah, namun pemerintah Tiongkok menjamin seluruh kebutuhan masyarakatnya selama masa darurat covid-19.
Indonesia sebagai Negara yang penduduk terbesar ke empat di dunia juga sangat disibukkan dengan penularan penyakit covid-19 ini. Semua dilibatkan dalam penanganan ini, petugas kesehatan, aparat pepolisian, TNI, dan bahkan tokoh-toko masyarakat dan tokoh agama diharapkan partisipasinya dalam mengantisivasi penyebaran penyakit ini. Masyarakat semakin resah karena dihantui rasa takut akibat berita yang mereka lihat di media sosial. Pemerintah setiap saat menyampaikan agar masyarakat berdiam diri di rumah sehingga masyarakat kalangan ekonomi menengah ke bawah semakin resah untuk menutupi kehidupan mereka.
Sebagian masyarakat tidak menghiraukan himbauan ini karena menganggap kalau tidak berusaha akan semakin parah karena keluarga mereka butuh makan, dan keperluan lain. Namun di tengah-tengah kesibukannya, mereka tetap menjaga kesehatannya, menggunakan masker, menjaga jarak dan cuci tangan. Selain itu masyarakat adapula yang meninggalkan rumahnya yang dan mengungsi untuk sementara ke rumah-rumah kebunnya dengan anggapan mereka menjauh dari keramaian sehongga kembali ke situasi tradisional.
Pada suatu malam (malam minggu),tanggal 28 mei 2020 pada tengah malam masyarakat kembali resah dan dihantui rasa takut dengan tak dikenal. Sungguh banyak telefon bordering tengah malam yang tidak diketahui siapa yang menelefon sehingga bagi yang sempat terbangun maka merekalah korbannya. Melalui telefon tersebut meereka menghimbau seluruh masyarakat untuk memasak telur satu biji per orang untuk mereka makan pada malam itu. Konon katanya kalau mereka tidak makan telur maka mereka akan mati.
Akibatnya telur di pasar menjadi langka karena permintaan melimpah sementara telur terbatas setiap harinya. Harga telur melambung tinggi di pasar, sehingga beruntunglah pengusaha telur dan juga berdampak pada makanan lain yang menggunakan bahan dari telur.